Minggu 23 November 2008, akhirnya tim Dari Search For Common Ground Indonesia untuk program Geundeurang Damee kembali mengadakan even off air sebagai bentuk sosialisasi pengenalan program AYRP yang telah berjalan beberapa edisi di 12 Radio mitra yang ada di 8 Kabupaten/ Kota yang ada di Nanggroe Aceh Darussalam. Even off air tersebut di beri nama Minum Kopi Bareng (MKB), Minum Jus Bareng (MJB) dan juga Fouss Group Discussion (FGD). Perjalanan pertama dari even-even off air itu kami awali dikota Banda Aceh dengan mengambil tempat Favorite sebagian anak muda yang berada dipusat ibu kota Nanggroe Aceh Darussalam yaitu Kedai Kopi Chek Yukee. Meskipun yang hadir hanya 8 orang sebab kondisi cuaca yang tak bersahabat, namun MKB tersebut bisa kita katakan mendapat perhatian yang cukup dari peserta yang hadir.Apa pendapat mereka tentang program Radio yang membicarakan perdamaian, yuk kita telusuri bersama melalu tulisan ini.
- TENTANG PROGRAM GEUNDEURANG DAMEE
Geundeurang Damee selaku program Radio yang membicarakan perdamaian dari dan untuk oleh kaum muda sedikit banyak nya sudah sangat membantu anak muda di Aceh khusus nya Banda Aceh dalam penampungan suara-suara mereka untuk disampaikan kepada para pengambil kebijakan, ya meskipun hal ini tidak terlihat jelas pada jumlah sms yang mereka kirimkan sebab menurut mereka lebih baik melakukan komunikasi secara lansung dari pada sms yang hanya ditanggapi secara muluk-muluk saja dalam program. Selain menjadi wadah tempat berekspresi menyalurkan suara tentang perdamaian, Geunderang damee juga menjadi sebuah pusat informasi yang berbeda dikalangan kaum muda, dimana mereka kaum muda yang ada di Banda Aceh bisa mengetahui apa yang terjadi dan berkembang di Daerah lain, meskipun informasi nya tidak cukup banyak dan detail. Secara umum, Program Geundeurang Damee Sudah dikatakan cukup
baik
dalam menyajikan informasi , namun beberapa hal yang masih perlu ditambahkan menurut mereka ialah penyajian informasi mengenai pendidikan dan juga kebudayaan aceh yang semakin luput dikalangan kaum muda.
Program Geundeurang Damee jika dikatakan pendekatannya lebih kepada kaum muda, menurut mereka yang hadir pada Acara Minum Kopi Bareng sore itu , sebaik nya juga melirik waktu yang tepat yaitu yang sesuai dengan jam nya anak muda mendengarkan Radio, misalnya saja pada waktu malam dan pagi hari.
- PERAN PEMUDA DAN PERDAMAIAN ACEH
3 Tahun sudah era perdamaian berjalan di Nanggroe Aceh Darussalam, namun keterlibatan pemuda masih sangat minim kita temui dilapangan. Apa yang sebenar nya terjadi dengan pemerintah kita selaku pihak pengambil kebijakan?? Kenapa anak muda masih dianggap kaum lemah dalam sebuah proses yang sedang berlansung di Bumi Serambi Mekkah ini, padahal jika kita menyadari mereka adalah tongkat estafet/ penerus dimasa yang akan datang. Beberapa suara yang ditampung oleh team Geundeurang Damee dari kalangan pemuda yang hadir sore itu ialah sebagai berikut :
- Pemerintah dalam hal ini termasuk juga para pengambil kebijakan yang ada, belum memberikan tempat atau wadah kepada generasi muda yang ingin menyalurkan suara-suara kebebasan ( aspirasi/ruang bicara pemuda belum ada), yang ingin berekspresi sesuai dengan skill/keahlian yang dimilki.
-Dalam proses pengambilan keputusan, Pemerintah tidak melibatkan masalah kaum muda untuk diangkat kepermuakaan sehingga tak jarang kaum muda itu disebut sebagai kaum tertindas atas kebijkan dan aturan yang berjalan.
-Proses perdamaian kira nya bukan hanya dinikmati oleh sebagian kaum saja, tapi kami ( kaum muda) juga harus bisa menikmati nya donk, jangan tindas kaum muda dengan menggunakan embel-embel peraturan pemerintah dan kekuatan kelompok sepihak yang dianggap kuat pada masa damai ini.
Rasa damai dan aman adalah keinginan semua pihak, maka sebaiknya segala keputusan dan kebijakan yang terjadi pada masa sekarang tidak lah membeda-beda kan yang mana yang muda, yang mana yang kuat dan juga yang mana yang lemah dan tua. Hiduplah dalam kebersamaan yang saling menghargai, agar masa depan Aceh pun bisa lebih baik dimasa yang akan datang.