Thursday, December 25, 2008

Organisasi Kepemudaan masih kurang Berperan






Minggu 14 December 2008, team AYRP untuk program Geundeurang Damee tiba di Kota Dingin Bagian Tengah Nanggroe Aceh Darussalam. Wilayah Takengon yang umumnya adalah daerah perbukitan dan hal ini membuat para pemuda mengkhawatirkan persebaran informasi tentang perdamaian yang tidak cukup merata. Masalah menarik yang mengemuka dari diskusi di Takengon adalah rendahnya peran-peran organisasi kepemudaan dalam menyuarakan kepentingan pemuda. Organisasi-organiasi ini lebih suka menyuarakan kepentingan kelompoknya. Bahkan pemuda menilai organisasi ini hanya jadi batu loncatan bagi para pengurusnya untuk memperoleh jabatan-jabatan politik.Selain pada sisi tersebut, para pemuda disana kerab juga mengkhawatirkan berbagai kebijakan yang dikeluarkan para pengambil kebijakan sendiri, salah satu contoh nya adalah pelaksanaan syariah islam yang mulai diterapkan Pasca MOU Helsinki tahun 2005. Mereka menilai pelaksanaan syariah islam di Aceh seakan terpaksa, bukan lagi kembali pada nurani masing-masing individu tetapi telah kepada aturan yang semakin membuat setiap individu takut kepada para Pelaku yang menetapkan syariah islam itu sendiri dalam hal ini Wilayatul Hisbah (WH), dan karena hal tersebut pula mereka mengatakan Pemuda Aceh semakin lari dari jati nya sendiri yang seharus nya benar-benar menghargai Islam, namun karena ada aturan maka mereka semakin terikat dan terkesan mendapat kan paksaan untuk menjalankan nya. Sisi kebudayaan Lokal dan juga hasil alam serta kepedulian pemerintah daerah juga menjadi topik yang hangat di Kalangan pemuda Daerah Takengon.
Pada akhir share antara team AYRP dan Pemuda disana, kami sempat menanyakan, apa itu kepanjangan dari BRA dan MOU
ternyata dari 24 total participant yang hadir, hanya 5 diantara mereka yang tahu apa jawaban nya. Sungguh sangat disayangkan, dan semoga ada sosialisasi khusus untuk mereka agar dapat memahami Apa BRA dan MOU!!!!!

1 comment:

Anonymous said...

assalamualaikum.....
tak dapat dipungkiri bahwa peran organisasi pemuda/mahasiswa memang masih kurang, namun qt hrs mncari tau apa penyebabnya?
saya beserta kawan2 dari meulaboh (IPMJ) pada bulan agustus 2008 pernah melaksanakan kegiatan Pagelaran Seni Budaya Tanoeh Rencong dan Pameran Ekonomi Rakyat di kota Meulaboh, kegiatan ini mengusung tema wajah Aceh setelah perdamaian, kami ingin menampilkan budaya aceh yang tak terdengar kabarnya setelah kalah saing dengan suara letusan senjata. juga kegiatan pameran ekonomi rakyat yang menampilkan produk2 dari pedalaman Aceh Barat yang sebenarnya punya nilai jual, tapi karena para produsernya sibuk tiarap menghindar dari terjangan peluru, hasil cipta karya mereka pun ikut tiarap.
tapi apa daya, usaha kami kurang mendapat perhatian dari pemdakab, ya..... kalaw cuma kata2 semangat sih banyak..... tp logidtik dan finansial, ya..... cari sendiri.
nyaris putus semangat dalam mengembangkan kreatifitas, tp rezeki tak dapat di tolak dan donatur pun datang dari WORld Vision dan orang2 tua meulaboh yang peduli akan mengubah cara pandang masyrakat aceh dalam kehidupan yang damai.


sory ya klw ngawur, tp gk ngawur2 x kan.....
intinya aq cuma mau bilang, bagaimana qami mau berperan kalaw nasib kami aj gk di peduliin ama PEMDA, kan gk mungkin kami yang notabane=nya mahasisiwa ini patungan untuk buat aksi atau kegiatan, uang kiriman bulan aj kurang... he...he...he.....

awan_dreamer@y.c.i